Putri cantik bertemu dengan pangeran tampan, lalu jatuh cinta pada pandangan pertama dan hidup bahagia selamanya. Mungkin hal tersebut yang akan terpikirkan dalam benak kita ketika mengingat cerita film produksi Disney. Cinta sejati sering digambarkan sebagai cinta pada pandangan pertama yang berasal dari lawan jenis/pasangan.
Original Image |
Menurut Tanner et al.(2003) potret love at first sight dan happily ever after tersebut memberikan pengaruh yang buruk, karena mendorong ekspektansi yang tidak realistis. Hidup bahagia selamanya merupakan sebuah usaha dari kedua belah pihak pasangan, tanpa adanya usaha sulit tercipta hal tersebut. Cinta pada pandangan pertama juga mendorong anggapan bahwa faktor fisik sangat mempengaruhi dalam menjalin hubungan intim. Cinta pada pandangan pertama juga sangat berbahaya karena kedua pihak masih belum mengenal satu sama lain. Banyak kasus-kasus kriminal yang merugikan wanita berawal dari harapan yang tidak realistis tersebut, seperti penculikan dari facebook, penipuan, pemerasan, dll.
Disney tampaknya mengerti betul kekhawatiran banyak orang terkait indoktrinasi tersebut (atau mungkin juga hanya kebetulan), sehingga dalam film yang masih tergolong baru (2013 dan 2014) Frozen dan Maleficent, Disney membawa perubahan sbb:
1. Cinta sejati tidak berasal dari orang asing yang baru dikenal, namun dari orang terdekat.
2. Pangeran tampan belum tentu baik hati.
3. Cinta pertama tidak selalu berakhir baik.
4. Cinta itu butuh proses.
Walaupun masih banyak pengaruh negatif dari film Disney (Tanner et al. dan beberapa artikel web), namun perubahan cerita ini patut diapresiasi. Sedikit berkurang kemungkinan anak perempuan anda kabur dengan lelaki tidak dikenal.
"It’s tough when markets change and your people within the company don’t." – Harvard Business Review
Sincerely,
Enrico
Tidak ada komentar:
Posting Komentar