Membahas mengenai bisnis dan lingkungan alam tidak terlepas dari konsep keberlanjutan (sustainability) dari bisnis itu sendiri. Sustainability dari suatu bisnis merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan, setiap perusahaan pasti ingin bisnisnya terus tumbuh dan bertahan dalam jangka panjang, sehingga penting untuk tahu faktor apa saja yang membuat bisnis menjadi sustainable. Terdapat tiga pilar sustainability, yaitu (1) social, (2) environmental, dan (3) economic. Kemudian irisan dari pilar tersebut dapat dijabarkan menjadi (4) social-environmental, (5) economic-social, dan (6) environmental-economic (Gambar 1).
Gambar 1 (sumber) |
Environmental meliputi penggunaan sumber daya, manajemen lingkungan, pencegahan polusi. Social-Environmental meliputi keadilan terhadap lingkungan, penatalayanan lingkungan, lokal dan global. Pembahasan lebih lanjut mengenai poin-poin tersebut dapat dilihat pada link yang disertakan. Secara nurani dan etika memang poin-poin tersebut memiliki nilai kebenaran yang sulit dibantahkan, namun ketika berbicara bisnis kita harus berada pada sudut pandang bisnis, yaitu profit dan nilai perusahaan.
Kesuksesan Ekonomi dan Perlindungan Lingkungan
Hubungan antara pencapaian tujuan ekonomi (profit) dan perlindungan terhadap lingkungan alam sudah menjadi bahasan penelitian sejak beberapa dekade yang lalu. Rumusan hubungan tersebut kemudian digambarkan dengan bentuk “U” terbalik (Schaltegger dan Synnestvedt, 2002; Wagner, 2005). Pada awalnya titik ES0-E-F-D merupakan gagasan fungsi antara kesuksesan ekonomi dan perlindungan lingkungan (Gambar 2), dengan semakin banyak dana yang digunakan untuk perlindungan lingkungan, maka profit perusahaan akan menurun. Namun gagasan tersebut telah berubah karena pada kenyataannya terdapat titik A dimana dengan perlindungan lingkungan sebesar EP* akan menghasilkan kesuksesan ekonomi yang maksimal yaitu ES* (Gambar 2). Sehingga kesuksesan ekonomi dan perlindungan lingkungan sebenarnya dapat berjalan dengan searah apabila jumlahnya tepat (EP*), hal tersebut terjadi karena efisiensi, pengurangan pajak untuk perusahaan yang ramah lingkungan, dan peningkatan penjualan karena konsumen menyukai produk yang ramah lingkungan. Penambahan perlindungan lingkungan setelah titik tersebut baru akan mengurangi kesuksesan ekonomi. Sehingga penting bagi perusahaan untuk dapat mengukur titik EP* untuk mendapatkan kesuksesan ekonomi yang maksimal (ES*).
Gambar 2 (Schaltegger dan Synnestvedt, 2002) |
Perubahan Iklim, Bencana Alam dan Migrasi
Isu penting terhadap lingkungan alam adalah perubahan iklim dan bencana alam. Perubahan iklim memicu banyaknya bencana alam yang terjadi, hujan yang berkepanjangan menyebabkan terjadinya banjir dan tanah longsor, sedangkan panas yang berkepanjangan menyebabkan kekeringan, kebakaran hutan, dan kelaparan. Bencana-bencana tesebut memicu masyarakat setempat untuk melakukan migrasi dari tempat asalnya dan mencari tempat yang lebih aman dan nyaman untuk ditinggali (Drabo dan Mbaye, 2011). Terjadinya migrasi tersebut tentu saja mematikan bisnis yang ada pada daerah yang sering terjadi bencana, tanpa adanya konsumen dan pekerja bisa dipastikan bisnis akan mati. Hal tersebut membuat bisnis seharusnya dapat mengurangi polusi CO2 yang memicu pemanasan global dan perubahan iklim. Menjadi penting untuk bisnis kemudian “Go Green” yang berfilosofi ramah lingkungan, apabila lingkungan alam bisnis terjaga maka bisnis dapat sustainable. Selain itu migrasi juga disebabkan oleh bencana akibat kesalahan operasi bisnis seperti yang terjadi pada Lapindo, tidak terhitung bisnis yang mati karenanya.
Produk Ramah Lingkungan (Green Product)
Melalui survey global pada tahun 2010, terungkap bahwa konsumen berencana untuk membelanjakan jumlah uang yang sama atau lebih besar untuk produk ramah lingkungan, dengan lebih dari 70% konsumen China, India, dan Brazil mengatakan mereka akan membelanjakan lebih besar. Survey tersebut memperlihatkan bahwa sebenarnya konsumen menginginkan produk yang ramah lingkungan. Manfaat dari produk ramah lingkungan tersebut adalah (1) dapat mengurangi environmental costs, (2) dapat menarik segmen konsumen yang peduli lingkungan, (3) meningkatkan kepercayaan dan citra perusahaan, dan (4) meningkatkan kebanggaan karyawan (Iannuzi, 2011).
Bisnis harus selaras dengan lingkungan alam dan saling menjaga harmoni apabila ingin sustainable. Melindungi lingkungan bukan berarti perusahaan anda akan merugi apabila anda tahu cara yang tepat untuk membuat profit sekaligus menjaga alam.
"Look deep into nature, and then you will understand everything better." - Albert Einstein
Sincerely,
Enrico
Tidak ada komentar:
Posting Komentar