Memahami Kelebihan dan Kekurangan E-Commerce
E-commerce dapat mempengaruhi permintaan dan penawaran fundamental dari pasar. Dari sisi permintaan, e-commerce menghalangi konsumen potensial untuk memeriksa secara langsung barang sebelum dibeli. Selanjutnya, penjual online cenderung merupakan perusahaan baru dan mungkin hanya memiliki sedikit produk atau reputasi, faktor ini menimbulkan informasi yang asimetris antara penjual dan pembeli yang tidak muncul pada pembelian offline. Penjualan online juga cenderung memiliki delay terhadap konsumsi barang setelah terjadi pembelian, karena pengiriman barang antar kota misalnya. Namun e-commerce mereduksi biaya pencarian dari konsumen karena konsumen dengan mudah dapat mencari dan membandingkan harga antar supplier secara virtual. Dari sisi penawaran, e-commerce dapat membuat saluran distribusi baru yang mereduksi biaya supply chain, kemudian e-commerce juga dapat meningkatkan pelayanan perusahaan (Lieber dan Syverson, 2012). E-commerce membuat batas geografis menjadi hilang serta membuat barang menjadi lebih murah, karena perusahaan tidak dikenai pajak atau biaya sewa gedung.
Image Source |
Memahami Faktor Pendorong Niat Membeli Online
Technology Acceptance Model (TAM) dan pengaruh sosial merupakan faktor yang mendorong konsumen untuk membeli secara online. Dalam TAM terdapat dua elemen yaitu Perceived Usefulness (PU) dan Perceived Ease of Use (PEoU). PU adalah sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan sistem tertentu meningkatkan kinerja, PEoU adalah sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan sistem tertentu hanya memerlukan sedikit usaha. Kedua hal tersebut mempengaruhi sikap dan kemudian niat untuk menggunakan (Gefen dan Straub, 2000). Lee et al. (2011) merumuskan hubungan antara TAM dan pengaruh informasi sosial yang positif dan membuktikan bahwa pengaruh informasi sosial yang positif merupakan moderating effect yang signifikan untuk PEoU (H1) dan niat untuk menggunakan (H3) (Gambar 1).
Gambar 1. Efek informasi sosial yang positif terhadap belanja online. |
Memahami Faktor Pendorong Membeli Kembali
Ketika transaksi sudah terjadi, e-commerce belum dapat dikatakan berhasil apabila konsumen tidak melakukan pembelian berulang. Yixiang et al, (2008) melakukan penelitian bahwa kualitas hubungan antara penjual dan konsumen mempengaruhi niat untuk membeli kembali (H1) (Gambar 2). Faktor yang mempengaruhi kualitas hubungan adalah keahlian penjual dalam menangani pesanan (H2), reputasi penjual (H3), kegunaan website (meliputi kemudahan navigasi dan efektivitas) (H4), dan perilaku opportunistic, adalah perilaku yang tidak pantas penjual, seperti ingkar janji pada konsumen (H5).
Gambar 2. Kualitas hubungan terhadap keinginan untuk membeli kembali. |
Memahami Faktor Pendorong Kepuasan Konsumen
Dalam e-commerce peran website sangat berpengaruh terhadap tingkat kepuasan konsumen. Kleinman (2012), menyatakan bahwa 83% dari 3100 responden paling terpuaskan dengan kemudahan untuk check-out, hal tersebut menunjukkan bahwa kemudahan check-out menjadi syarat mutlak bagi e-commerce (Gambar 3).
Gambar 3. Kuadran analisis tingkat kepuasan konsumen. |
Berdasarkan uraian sebelumnya, faktor kunci sukses e-commerce adalah: "PU, PEoU, Positive Informational Social Influence, Vendor Expertise-Reputation-Behavior, Website Usability, and Website Check-Out."
"Technology is just a tool. In terms of getting the kids working together and motivating them, the teacher is the most important." - Bill Gates
Sincerely,
Enrico
Tidak ada komentar:
Posting Komentar