Kamis, 20 November 2014

Perlukah Focus Group Discussion (FGD) untuk rekrutmen pekerjaan?

Perlukah Focus Group Discussion (FGD) untuk rekrutmen pekerjaan?

Sebelumnya penulis mencoba untuk melakukan studi pustaka pada riset empiris mengenai FGD untuk proses rekrutmen, namun penulis kesulitan mendapatkan jurnal ilmiah mengenai topik tersebut karena (anehnya) mungkin memang tidak/belum ada riset empirisnya karena FGD adalah metode kualitatif.

Ilustrasi FGD (Sumber)

Pertanyaan kepada para calon karyawan
Pernahkah anda melakukan FGD pada saat proses rekrutmen pekerjaan? Apakah anda merasa bahwa pertanyaan yang diberikan tidak memiliki korelasi dengan pekerjaan yang anda lamar? Apakah anda merasa tes semacam ini membuka peluang untuk diskriminasi?

Pertanyaan kepada para peneliti/recruitment staff/HR
Apakah anda tahu tujuan dan konteks dari FGD? Apakah anda yakin alat uji (FGD) anda valid (lolos uji reliabilitas dan validitas) pada konteks rekrutmen pekerjaan? Apakah anda yakin ada korelasi yang kuat antara performa pada FGD dan kinerja karyawan? Apakah ada riset empiris perusahaan yang menggunakan FGD dalam proses rekrutmen memiliki kinerja yang lebih baik dari yang tidak menggunakan FGD?

"What can be asserted without evidence can also be dismissed without evidence." - Christopher Hitchens

Apa itu Focus Group Discussion?

Focus Group adalah teknik yang digunakan dalam exploratory study, yaitu proses untuk mengumpulkan informasi atau ide untuk lebih mengerti management dilemma/management question dan menyaringnya untuk mendapatkan research question. Focus group adalah grup yang terdiri dari 6-10 orang, dipimpin oleh moderator terlatih, selama 90 menit sampai 2 jam. Moderator menggunakan dinamika grup untuk memfokuskan atau mengarahkan grup untuk bertukar ide, perasaan, dan pengalaman pada topik yang spesifik.

Secara filosofis tujuan dari FGD ini adalah untuk exploratory study, untuk mendapatkan ide/info/pertanyaan pendahuluan yang selanjutnya akan digunakan untuk riset. FGD adalah metode kualitatif, dengan tujuan yang benar metode kualitatif ini sendiri sudah menimbulkan banyak kontroversi, banyak manajer senior beranggapan bahwa data kualitatif terlalu subyektif dan rentan terhadap human error dan bias (Cooper and Schindler, 2011).

FGD Bias dalam konteks seleksi kerja
FGD sebagai exploratory study saja sudah menimbulkan kontroversi, apalagi ketika dipakai dalam proses rekrutmen karyawan yang notabene menyimpang dari tujuan FGD.

1. Moderator Bias

Dalam konteks metode kualitatif, moderator bertugas untuk mengumpulkan data. Ekspresi wajah moderator, body language, nada, pakaian, dan gaya bahasa dapat membuat bias. Begitu juga dengan, umur, status sosial, ras, dan gender. Pengaruh ini sebisa mungkin dikendalikan agar tidak menimbulkan bias.

2. Data Collection and Reporting Bias
Mengumpulkan data kualitatif sangat sulit karena berkaitan dengan judgment dari moderator, subyektifitas inilah yang menjadi kritik utama FGD apalagi ketika proses rekrutmen => diskriminasi gender, ras, usia, dll.
Mengolah data menjadi laporan juga tidak luput dengan bias.

3. Biased Answer
Consistency Bias
Dominant Respondent Bias
Mood Bias
Overstatement Bias
Social Acceptance Bias
dll.

Begitu banyak bias terkait dengan jawaban, saya beri contoh bias yang sering terjadi. Ketika tujuan FGD adalah untuk mendapatkan ide, dalam konteks rekrutmen kerja sering dijumpai responden yang membela mati-matian gagasan mereka untuk dapat lolos, sehingga mereka tidak menjadi diri mereka sendiri, dan kemampuan interpersonal tidak akan muncul dalam debat kusir semacam itu. Dalam posisi tersebut hanya akan dijumpai orang yang dominan dan yang menghindari konflik.

"A leader is one who knows the way, goes the way, and shows the way." - John C. Maxwell

Kesimpulan dan Saran

Untuk melakukan riset kualitatif dengan teknik FGD diperlukan moderator/peneliti yang sudah sangat ahli dan paham dengan riset kualitatif. Minimal level pendidikan adalah Ph.D. untuk mendapatkan unbiased data, kami mahasiswa M.B.A saja kesulitan untuk mendapatkan data yang valid untuk tesis.

Lihat bagaimana google merekrut karyawan dalam film The Internship (2013) untuk memberikan anda pandangan yang berbeda bagaimana menilai leadership, communication, team-work, dll.

Mencari karyawan itu bisa diibaratkan mencari pasangan, menilai interpersonal skill dari 30 menit acara FGD itu ibarat "One night stand." Apabila tidak yakin dengan metode ini ya tidak usah dipakai :)

"Nothing in the world can take the place of persistence. Talent will not; nothing is more common than unsuccessful men with talent. Genius will not; unrewarded genius is almost a proverb. Education will not; the world is full of educated derelicts. Persistence and determination alone are omnipotent. The slogan "press on" has solved and will always solve the problems of the human race." –Calvin Coolidge

Sincerely,
Enrico

Tidak ada komentar:

Posting Komentar