Sabtu, 25 Oktober 2014

Studi Kasus Situasi Bisnis - Porter's Diamond

Studi Kasus Bagian 4 - Situasi Bisnis - Porter's Diamond

Porter's Diamond

Adalah framework untuk mengetahui mengapa industri tertentu menjadi kompetitif di negara tertentu. Framework ini berguna untuk menganalisis keunggulan kompetitif suatu negara dan dapat juga digunakan untuk memecahkan kasus situasi bisnis, seperti : peluncuran produk pada suatu negara dan keputusan memasuki pasar suatu negara.

Porter's Diamond (Sumber)

Faktor-faktor dalam Porter's Diamond tersebut adalah:
1. Factor conditions
2. Demand conditions
3. Related and supporting industries
4. Firm strategy, structure and rivalry
*5. Government
*6. Chance

Kasus (tanpa informasi tambahan):

Dimana sebaiknya Bernard mendirikan bisnis pengemasan?

Bernard adalah manajer perusahaan pengemasan kelahiran Malawi yang sudah bekerja selama 6 tahun di Kenya. Bernard merasa sudah memiliki cukup pengalaman sehingga ingin mendirikan usaha pengemasannya sendiri.

Bernard memiliki beberapa pilihan negara untuk memulai bisnisnya, yang pertama adalah Nigeria. Pasar Nigeria sudah kompetitif, namun menurut Bernard masih ada kesempatan pada pasar pengemasan untuk bidang khusus. Nigeria adalah negara anggota G20, yang berarti ekonomi Nigeria berkembang dengan cepat sehingga membuat pasar di Nigeria menarik untuk dimasuki. Kebetulan paman Bernard adalah eksekutif sukses di Nigeria, sehingga dapat membantu Bernard menemui mitra yang potensial. Walaupun demikian kondisi politik di Nigeria cukup mengkhawatirkan, ketidakstabilan tersebut dapat mengancam kesejahteraan Nigeria.

Pilihan kedua adalah Malawi, Bernard berpendapat bahwa dengan keahliannya dia dapat menjadi nomor satu di Malawi. Malawi kemudian dapat menjadi pusat untuk memasuki pasar Afrika Timur (Zambia, Mozambique, Rwanda, bahkan Tanzania). Pasar Nigeria memang besar, namun sudah kompetitif, sehingga Malawi dapat dianalogikan seperti "low-hanging fruit". Sebelumnya Bernard juga sudah terbang ke Malawi untuk bertemu mitra bisnis potensial yang memiliki usaha pengemasan kecil yang ingin dijual. Konsumen usaha tersebut hampir semuanya adalah produsen tembakau, produk tembakau merupakan 70% dari ekspor Malawi. Apabila Bernard membeli beberapa peralatan baru dan menggunakan hubungan yang sudah ada dari usaha kecil tersebut, ia bisa langsung memulai bisnisnya.

Dimana sebaiknya Bernard mendirikan bisnis pengemasan?


Analisis:

1. Factor Condition
Infrastruktur, tenaga kerja, dan modal lebih baik di Nigeria. Nigeria adalah negara yang berkembang pesat dari segi infrastruktur, permodalan, dan tenaga kerja.

2. Demand Condition
Malawi sangat bergantung pada satu jenis konsumen, yaitu produsen tembakau. Sangat berisiko apabila bargaining power of consumer tinggi - satu jenis konsumen mengontrol seluruh demand (lihat porter's five forces). Nigeria memiliki beragam jenis industri sehingga peluang untuk mendapat berbagai konsumen dari berbagai industri masih terbuka.

3. Related and supporting industries
Nigeria

4. Firm strategy, structure and rivalry
Kompetisi di Malawi masih belum ketat, sehingga mudah bagi usaha Bernard untuk menjadi nomor satu di Malawi, dan mulai memikirkan ekspansi ke negara lain.

5. Government
Kondisi politik Malawi lebih stabil dari Nigeria *berdasarkan kasus diatas*

Kesimpulan:
Tiap-tiap Negara memiliki kelebihan dan kekurangan dan preferensi risiko masing-masing, saya lebih cenderung memilih Nigeria karena pasar Nigeria jauh lebih atraktif dari Malawi (market size, market growth, market segment).
1. Demand dari Malawi hanya berasal dari produsen tembakau dan industri lain belum tumbuh. Bergantung pada satu jenis konsumen sangat riskan karena apabila tembakau sedang tidak produktif/gagal panen/permintaan turun akan langsung berimbas pada usaha pengemasan.
2. Factor condition dan supporting industry lebih baik di Nigeria.
3. Menjadi nomor satu di Malawi tidak serta merta mendapat keunggulan kompetitif dan modal untuk dapat ekspansi ke negara lain, karena pasar Malawi kecil dibandingkan Nigeria. Ibarat juara bulutangkis provinsi ingin mengalahkan juara provinsi lain atau juara nasional. Berbeda apabila dapat menjadi nomor satu atau pemain besar di Nigeria, maka dengan cukup mudah dapat menguasai negara kecil lainnya.

Membuka usaha di Nigeria memang lebih berisiko daripada Malawi, namun dengan keahlian Bernard dan bantuan pamannya yang merupakan eksekutif sukses, tidak ada alasan Bernard untuk takut berkompetisi di Nigeria. Kondisi politik di Nigeria memang mengkhawatirkan, namun peluang dari kerugian akibat chaos lebih kecil dari peluang terhadap keuntungan yang didapat.

Rekomendasi:
Setelah usaha berjalan di Nigeria, dengan keunggulan kompetitif yang dimiliki sebaiknya Bernard segera membuka anak perusahaan di Malawi yang telah dianalisis sebelumnya.

Kasus ini merupakan ringkasan dari kasus HBR Agustus 2014.

Sincerely,
Enrico Libert

Tidak ada komentar:

Posting Komentar